Kamis, 05 Januari 2017

makalah permainan tradisional kelereng dan bakiak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, tak dipungkiri bidang teknologi juga akan mengalami perkembangan pesat, baik dari bentuk maupun fungsinya. Penggunanya pun bukan hanya dari kalangan dewasa saja bahkan anak-anak pun akan kecanduan dengan hal ini. Contohnya handphone dan gadget. Orang tua yang memiliki kesibukan sehingga tidak ada waktu untuk mengurus dan membimbing anak-anaknya akan cenderung untuk memenuhi kebutuhan anak tersebut dengan gadget. Waktu bermain yang seyogyanya dihabiskan di taman atau pun lingkungan sekitar rumah akan diganti di depan gadget selama berjam-jam tanpa adanya komunikasi langsung dengan teman-teman bermainnya. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan bahasa, dan perilaku sosial anak. Maka dari itu, dalam makalah ini saya membahas tentang beberapa permainan tradisional yang bisa dimainkan anak-anak usia SD yaitu permainan tradional kelereng, bakiak, dan asing-asing. Permainan tradisional merupakan permainan yang tidak memiliki peraturan tetap dan dimainkan berdasarkan daerah tempat dimainkannya. Permainan tradional ini lebih bersifat realistis dan dapat dirasakan langsung oleh anak dibandingkan jika anak memainkan permaian di dalam gadget yang sifatnya khayalan. Manfaat yang di dapatkan dari permainan tradisional tersebut diantaranya kemampuan motorik anak akan lebih terasa, nilai-nilai kejujuran dan sportivitas, serta anak akan lebih mudah untuk berkomunikasi dan berperilaku dengan teman-teman sebayanya. Oleh karena itu, pengenalan permaian tradisional ditingkat SD harus lebih dioptimalkan agar anak-anak dapat mengenal dan tidak kehilangan usia bermainnya. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu permainan tadisional kelereng dan bagaimana cara memainkannya? 2. Apa itu permainan tadisional bakiak dan bagaimana cara memainkannya? 3. Apa itu permainan tadisional asing-asing dan bagaimana cara memainkannya? C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui permainan tadisional kelereng dan bagaimana cara memainkannya. 2. Mengetahui permainan tadisional bakiak dan bagaimana cara memainkannya. 3. Mengetahui permainan tadisional asing-asing dan bagaimana cara memainkannya.   BAB II PEMBAHASAN A. Permainan Tradisional Kelereng 1. Sejarah Singkat Permainan Kelereng Permainan kelereng sudah dimainkan sejak dahulu kala, sejarah permainan kelereng banyak ditemukan di beberapa negara, anatara lain di Mesir Kuno pada tahun 3000 SM, kelereng terbuat dari batu atau tanah liat. Kelereng tertua koleksi The British Museum di London berasal dari 2000-1700 SM. Kelereng tersebut ditemukan di Kreta pada situs Minoan of Petsofa. Di lain tempat dan masa yaitu pada masa Romawi, permainan kelereng juga sudah dimainkan secara luas. Bahkan, menjadi salah satu bagian dari festival Saturnalia, yang diadakan saat menejlang perayaan Natal. Saat itu semua orang saling memberikan sekantung biji-bijian yang berfungsi sebagai kelereng tanda persahabatan. Kemudian, sejak abad ke-12, di prancis, kelereng disebut dengan bille, artinya bola kecil. Di Belanda disebut dengan nama knikkers. Di Inggris ada istilah merbels untuk menyebut kelereng. Marbels sendiri digunakan untuk menyebut kelereng terbuat dari marmer yang didatangkan dari Jerman. Namun jauh sebelum itu, anak-anak di Inggris telah akrab menyebutnya dengan bowls atau knikkers. Teknologi pembuatan kelereng kaca ditemukan pada 1864 di Jerman. Kelereng yang semula satu warna, menjadi berwarna-warni mirip permen. Teknologi ini segera menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika. Kelereng populer di Inggris dan negara Eropa lain sejak abad ke-16 hingg 19. Setelah itu baru menyebar ke Amerika. Bahan pembuatnya adalah tanah liat dan diproduksi besar-besaran. Namun, akibat Perang Dunia II, pengiriman mesin pembuat kelereng itu sempat terhenti dan akhirnya masing-masing negara mengembangkannya. Kelereng pun ternyata dapat ditemukan di Indonesia sebagai salah satu permainan tradisional, walaupun belum ada catatan yang pasti mengenai sejarah asal mula permainan kelereng di negeri kita ini. Permainan kelereng seringkali disebut permainan anak-anak kampung. Permainan ini memiliki berbagai sebutan sesuai daerah asal pemainnnya, kelereng disebut gundu oleh orang Betawi, kaleci oleh orang Sunda, neker oleh orang Jawa, dan maggoli oleh orang Bugis. 2. Alat dan Bahan yang Digunakan a. Tanah berpasir/ halaman/ tempat untuk bermain. b. Kelereng untuk masing-masing anak 3. Cara Bermain Kelereng a. Gambar lingkaran kecil di tanah. Semua anak menaruh sebutir kelereng di dalam lingkaran. b. Kemudian semua anak berdiri kira-kira satu meter dari lingkaran, di belakang sebuah garis. Secara bergantian, lemparkan sebutir kelereng lainnya ke arah lingkaran. c. Pada saat melempar kelereng ke arah lingkaran dan membuat satu atau lebih kelereng keluar bersama dengan kelereng “penyerangnya”, maka ia dapat mengambil kelereng tersebut. Atau pada saat melemparkan kelereng ke arah lingkaran dan membuat satu atau lebih kelereng keluar dan kelereng “penyerangnya” berada di dalam lingkaran maka ia dapat mengambil seluruh kelereng yang masih berada di dalam lingkaran. Dan permainan akan di mulai kembali. d. Mengulang kembali cara bermain 1 dan 2. Anak yang kelerengnya paling jauh dari lingkaran, boleh main lebih dahulu. Ia harus memakai kelereng yangada di luar lingkaran sebagai “penyerang” untuk memukul kelereng di dalam lingkaran keluar, jika berhasil melakukannya, maka ia bisa menyimpan setiap kelereng yang kena jentik. e. Pemenangnya adalah anak yang mengumpulkan kelereng terbanyak. 4. Cara Menjentik Kelereng Pertemukan ibu jari dengan jari tengah. Sentilkan kedua jari tepat pada kelereng. B. Permainan Tradisional Bakiak 1. Sejarah Singkat Permainan Bakiak Permainan bakiak panjang sejak dulu sudah ada di daerah sepanjang perairan Sungai Rokan, baik Rokan Kiri maupun Rokan Kanan, Kabupaten Kampar, maupun Rokan dibagian Hilir, seperti dibagian Siapi-Api, Bengkalis, Riau. Kini, bakiak panjang sudah merakyat. Tujuannya adalah untuk berolahraga, mengisi waktu luang dan memupuk sikap kerja sama (kekompakan team). Manfaat permainan ini adalah untuk meningkatkan kebugaran, ketegangan menurun, dan kemampuan kerja sama meningkat. Biasanya permainan ini dimainkan oleh anak-anak, remaja, dewasa putra dan putri. 2. Alat dan Bahan yang Digunakan a. Kapur/tali untuk membuat lintasan. b. Bakiak dibuat dari bahan balok / papan yang tebal, karet / ban, dan paku. 3. Ukuran Bakiak a. Panjang bakiak untuk 3 orang 141 cm. b. Panjang bakiak untuk 5 orang 235 cm. c. Lebar bakiak 10 cm. d. Tebal bakiak 2,5 cm. e. Berat bakiak seluruhnya untuk bakiak 3 orang 4 kg (sepasang) bakiak 5 orang 8 kg (sepasang). 4. Cara Bermain Bakiak a. Peserta dibagi dalam regu yang terdiri dari 5 orang atau 3 orang sesuai dengan jenis bakiak yang diperlombakan. b. Seluruh peserta dibagi dalam seri setiap seri maksimal 5 regu sesuai dengan jumlah lintasan (disesuaikan dengan jumlah regu peserta). c. Selanjutnya diadakan undian untuk menentukan lintasan masing-masing regu, dan untuk menentukan urutan pemberangkatan dalam perlombaan. d. Peserta berdiri diatas bakiak dengan jari-jari kaki masuk ke dalam setengah lingkaran karet dan berpegangan satu sama lain. Sebaiknya para peserta memakai sepatu olahraga agar kaki tidak lecet. Peserta regu berpegangan satu sama lain, boleh pada bahu atau pinggang. e. Aba-aba siap, peserta siap untuk melakukan jalan. f. Aba-aba ya, peserta berjalan secepat-cepatnya menempuh jarak yang telah ditentukan. g. Regu dianggap sah, apabila peserta terakhir dan ujung bakiak bagian belakang melewati garis finish dengan tidak ada kesalahan selama dalam perjalanan. Regu juga masih dianggap sah, walaupun regu tersebut jatuh kedepan tetapi kedua kaki masih kontak pada bakiak meskipun tangan menyentuh tanah. h. Peserta/regu dianggap gugur apabila, tidak berhasil mencapai garis finish, menginjak lintasan peserta lain, dengan sengaja mengganggu peserta lain, salah satu kaki atau kedua kaki menginjak tanah artinya salah satu kaki atau kedua kaki tidak ada kontak dengan bakiak, bakiak rusak ditengah jalan, regu yang gugur tidak perlu meneruskan sampai garis finish. i. Regu dinyatakan sebagai pemenang apabila regu tersebut paling cepat memasuki garis finish, regu yang gugur dalam babak final tidak mendapat juara. C. Permainan Tradisional Asing-asing 1. Sejarah Singkat Permainan Asing Asing-asing, gobak sodor atau hadang yang termasuk salah satu permainan tradisional Indonesia yang juga dimainkan di negara lain sangatlah sederhana. Biasanya permainan ini dimainkan pada saat jam istirahat sekolah, pada sore hari di lingkungan tinggal masyarakat dan tentu saja permainan yang gemar dimainkan oleh anak-anak ini bisa juga untuk melatih berbagai kecakapan keterampilan pada diri anak terutama untuk fisik tubuh anak. Di Indonesia sendiri gobak sodor atau hadang memiliki nama tersendiri di setiap daerah di Indonesia, akan tetapi tetap pada aturan dan cara bermain yang sama. Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 3 atau 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. 2. Alat dan Bahan yang Digunakan a. Lapangan atau tanah lapang. b. Kapur, tali rapiah, atau lakban untuk membuat garis lapangan asing-asing. 3. Cara Bermain Asing-asing Cara melakukan permainan asing-asing ini yaitu: a. Membuat garis-garis penjagaan dengan kapur seperti lapangan bulu tangkis, bedanya tidak ada garis yang rangkap. b. Membagi pemain menjadi dua tim, satu tim terdiri dari 3 – 5 atau dapat disesuaikan dengan jumlah peserta atau jumlah garis jaga yang dibuat. Satu tim akan menjadi tim “jaga” dan tim yang lain akan menjadi tim “lawan”. c. Penentuan tim “jaga” dan tim “lawan” ditentukan lewat pengundian. d. Anggota tim yang mendapat giliran “jaga” akan menjaga lapangan, caranya yang dijaga adalah garis horisontal. Untuk penjaga garis horisontal tugasnya adalah berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. e. Sedangkan tim yang menjadi “lawan”, harus berusaha melewati baris ke baris hingga baris paling depan. 4. Aturan Cara Bermain Asing-asing Berikut ini peraturan-peraturan yang berlaku dalam permainan Gobak Sodor adalah sebagai berikut: a. Pemain terbagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 3 – 5 orang (disesuaikan). b. Jika 1 kelompok terdiri dari 4 orang maka lapangan dibagi menjadi 4 kotak persegi panjang, yang berukuran 5m x 3m (disesuaikan). c. Satu kotak maksimal di isi oleh 2 orang apabila 3 orang dalam satu kotak maka dilakukan pertukaran bebas. d. Tim “jaga” bertugas menjaga agar tim “lawan” tidak bisa menuju garis finish. e. Tim “lawan” berusaha menuju garis finish dengan syarat tidak tersentuh tim “jaga” f. Tim “lawan” dikatakan menang apabila salah satu anggota tim berhasil mencapai garis finish dengan selamat (tidak tersentuh tim lawan). g. Tim “lawan” dikatakan kalah jika salah satu anggotanya tersentuh oleh tim “jaga” atau keluar melewati garis batas lapangan yang telah ditentukan. Jika hal tersebut terjadi, maka akan dilakukan pergantian posisi yaitu tim “lawan” akan menjadi tim “jaga”, dan sebaliknya. h. Pemenang juga dapat ditentukan berdasarkan jumlah anggota tim yang berhasil mencapai garis finish.   BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Permainan tradisional merupakan permainan yang tidak memiliki peraturan tetap dan dimainkan berdasarkan daerah tempat dimainkannya. Permainan tradional ini lebih bersifat realistis dan dapat dirasakan langsung oleh anak dibandingkan jika anak memainkan permaian di dalam gadget yang sifatnya khayalan. Manfaat yang di dapatkan dari permainan tradisional tersebut diantaranya kemampuan motorik anak akan lebih terasa, nilai-nilai kejujuran dan sportivitas, serta anak akan lebih mudah untuk berkomunikasi dan berperilaku dengan teman-teman sebayanya. Oleh karena itu, pengenalan permaian tradisional ditingkat SD harus lebih dioptimalkan agar anak-anak dapat mengenal dan tidak kehilangan usia bermainnya. B. Saran Setiap pendidik hendaknya mengenal dan menguasai berbagai jenis permainan tradisional sehingga dapat mengenalkannya kepadapeserta didik dengan baik.   DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2013. Permainan Tradisional Galah Asing Gobak. Tanggal diakses 29 Mei 2016 pukul 9.54 AM Elfan Fadhilah. 2015. Makalah Permainan Tradisional Terompah Panjang Bakiak. Tanggal diakses 29 Mei 2016 pukul 9.23 AM. Erwan Setiawan. 2013. Blogger. Ensiklomini Asing-asing Permainan Baris. Tanggal diakses 29 Mei 2016 pukul 9.15 AM. Erwan Setiawan. 2013. Blogger. Ensiklomini Permainan Kelereng. Tanggal diakses 23 Februari 2016 pukul 2.48 PM. Risyazkiya. 2010. Permainan Tradisional Bakiak. Tanggal diakses 29 Mei 2016 pukul 9.39 AM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar