Kamis, 05 Januari 2017
makalah perspektif global tinjauan ilmu-ilmu sosial dalam perspektif global
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perspektif global muncul pertama kali dalam kurikulum 1995 pendidikan dasar di Indonesia. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah kemunculannya di Amerika Serikat pada tahun 1950-an. Tujuan adanya perspektif global pada saat itu adalah untuk memenuhi kepentingan nasional negara super power sendiri.
Pada tahun 1970-an, perspektif global mulai diperbincangkan secara meluas, meskipun masih terdapat pro dan kontra. Terjadinya pro dan kontra terhadap perspektif global terutama menyangkut masalah; apa yang menjadi tujuannya, apa yang harus diajarkan, dan bagaimana cara menyampaikan materi yang ada.
Makalah ini hadir untuk membuka pemikiran guru dan siswa tentang pentingnya mempelajari perspektif global, mengingat ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu alam juga memiliki keterkaitan dengan perpektif global. Perspektif global diperlukan sepanjang manusia masih tinggal di bumi, menjadi makhluk sosial, dan ada saling pengaruh antar umat manusia dengan lingkungannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan perspektif global?
2. Apa maksud perspektif global sebagai bagian dari IPS?
3. Bagaimanakah perspektif global dilihat dari berbagai disiplin ilmu-ilmu?
C. TUJUAN
1. Memahami perspektif global.
2. Memahami perspektif global sebagai bagian dari IPS.
3. Memahami perspektif global dilihat dari berbagai disiplin ilmu-ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERSPEKTIF GLOBAL
Perpektif global merupakan suatu pendekatan dan pandangan/ wawasan. Perspektif global dikatakan sebagai pendekatan, karena bila pendekatan yang diambil secara nasional atau bahkan lokal maka tujuan, esensi dan penerapannya akan berbeda. Perspektif global merupakan pandangan/ wawasan karena sesuai dengan istilah perspektif itu sendiri, perspektif global sama halnya dengan wawasan yang global (menyeluruh) bukan nasional atupun lokal. Sebagai pendekatan dan wawasan, maka perpektif global berusaha mendidik murid agar berpikir global tapi bertindak secara lokal dan bukan sebaliknya, berpikir lokal bertindak secara global. Menurut Charlotte C. Anderson menyatakan bahwa “tujuan dari perspektif global untuk mendorog para murid mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dan informasi tersebut dapat dijadikan sebagai pegangan yang menjadikan mereka arga negara yang produktif dan menjadi insan yang punya rasa kepedulian sosial terhadap orang lain (Retnaningsih dalam Anderson, 1998: 6)
Perspektif global berakar dari ilmu-ilmu antropologi, psikologi, sejarah, ekonomi, geografi dunia, dan politik, sehingga disiplin ini merupakan bagian dari ilmu sosial yang bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran sebagai warga negara dunia yang berpartisipasi secara aktif.
B. PERSPEKTIF GLOBAL SEBAGAI BAGIAN DARI IPS
Ilmu pengetahuan sosial tidak bisa dipisahkan dari hakikat manusia itu sendiri, yaitu bahwa setiap manusia merupakan makhluk individual sekaligus sosial. Sebagai makhluk individual, seseorang memiliki kemampuan untuk memutuskan sesuatu, mempunyai keinginan, dan sebagainya tanpa campur tangan orang lain, namun demikian ketika dia akan melaksanakan keputusan ataupun mewujudkan keinginannya, ia akan bersangkutan dengan orang lain. Keterlibatan dan interaksinya dengan orang lain inilah yang disebut sebagai kehidupan sosial. Di dalam interaksi sosial terebut akan selalu terjadi apa yang dinamakan kerjasama, saling ketergantungan, saling pengaruh mempengaruhi, persaingan dan bahkan mungkin konflik.
Dalam kehidupan sosial yang merupakan kumpulan dari individu-individu akan terbentuk suatu komunitas dari yang terkecil ataupun terdekat hingga yang terbesar atau terjauh. Setiap individu akan berpartisipasi secara langsung maupun tidak langsung dalam seluruh tingkatan masyarakat (keluarga, rukun keluarga, kelurahan, kecamatan, kabupaten/ kotamadya, propinsi, negara, dan masyarakat dunia).
Perspektif global akan menekankan keanggotan setiap manusia sebagai warga negara dunia atau global. Partisipasi dan pengetahuan merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama lain seperti sekeping mata uang. Pada sisi yang satu berisi partisipasi dan pada sisi lainnya berisi pengetahuan. Hal ini dimaksudkan karena pada dasarnya seseorang memerlukan pengetahuan untuk dapat berpartisipasi dalam sebuah kegiatan dan sebaliknya seseorang yang berpengetahuan tetapi tidak berpartisipasi maka sia-sialah ilmu yang ia miliki. Pengetahuan akan menyebabkan interaksi sosial seperti kerjasama, saling ketergantungan, dan saling pengaruh-mempengaruhi berlangsung secara harmonis, sehingga kompetisi ataupun persaingan yang mengarah pada konflik atau ketidakharmonisan dapat ditekan sampai ke tingkat yang paling rendah.
C. PERSPEKTIF GLOBAL DILIHAT DARI BERBAGAI DISIPLIN ILMU
Dilihat dari berbagai macam disiplin yang tercakup dalam IPS, seperti sejarah, ekonomi, politik, geografi, antropologi, dan sosiologi, interaksi yang sifatnya global sudah terjadi sejak lama, meskipun intensitasnya tidak sekuat seperti yang terjadi saat ini. Interaksi global tersebut dapat dilihat dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan sosial, yaitu:
1. Geografi
Perspektif Global dari visi georafi adalah perspektif keruangan yang bertahap dari perspektif lokal, regional sampai ke perspektif global serta suatu kemampuan memandang secara mendalam berkenaan dengan fenomena, proses, dan masalah keruangan permukaan bumi, baik untuk masa lampau, saat ini terutama untuk masa yang akan datang.
Dilihat dari aspek geografi banyak peristiwa alam yang terjadi pada era globalisasi, misalnya perubahan iklim, pemanasan global, gempa bumi, tsunami dan mobilitas penduduk. Pembangunan industri secara besar-besaran banyak mempengaruhi perubahan iklim.
Menurut pembagaian iklim matahari, bulatan bumi kita dibagi menjadi iklim tropis, sub tropis, sedang dan dingin. Pembagaian iklim matahari didasarkan pada sinar matahari yang diterima di permukaan bumi kita. Berdasarkan pembagaian iklim matahari maka negara yang ada dipermukaan bumi kita dikelompokan menjadi negara yang beriklim tropis, negara yang beriklim sub tropis, negara beriklim sedang dan negara beriklim dingin.
Sebelum era globalisasi dapat dikatakan keadaan iklim disetiap negara akan sama dari waktu kewaktu sesuai dengan ciri khas yang sama, artinya iklim tersebut dapat di perkirakan secara tepat, sedikit sekali terjadi perubahan iklim. Namun setelah banyak industri besar yang dibangun terjadilah pemanasan bumi yang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia. Keadaan yang langsung dapat dirasakan antara lain terjadi perubahan iklim secara besar-besaran. Contoh di Indonesia yang termasuk negara tropis, terjadi perubahan iklim yang sangat besar, pergantian musim kemarau dan musim penghujan tidak jelas. Bulan April sampai September biasa disebut musim kemarau sekarang menjadi musim penghujan, sama dengan musim penghujan bulan Oktober-Maret.
Perubahan iklim yang terjadi pada era globalisasi ditandai dengan adanya perubahan cuaca yang sangat ekstrim, sehingga menimbulkan masalah bagi industri pertanian pangan dan perkebunan, hujan terlalu deras sehingga menimbulkan bahaya banjir dan tanah longsor, adanya angin puting beliung yang berbahaya bagi kehidupan manusia, perubahan iklim juga mengakibatkan gelombang laut yang besar dan mengganggu nelayan mencari ikan serta mengganggu palayaran.
2. Sejarah
Emmanuel Kant pada Abad XVIII mnyatakan bahwa sejarah dan gografi merupakan ilmu Dwitunggal,artinya jika sejarah mempertanyakan suatu peristiwa itu “kapan” terjadi. Pengungkapan itu masih belum lengkap. Jika tidak di pertanyakan ‘di mana” tempat terjadinya. Dalam hal ini, dimensi waktu dengan ruang saling melengkapi.
Perspektif sejarah mengacu pada konsep waktu, atau dengan perkataan lain, Perspektif sejarah suatu peristiwa, membawa citra kepada kita tentang suatu pengalaman masa lampau yang dapat dikaji hari ini, untuk memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang.
Dengan belajar sejarah kita akan mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dan mampu belajar dari perubahan yang akan terjadi tersebut, sehingga mampu mengantisipasi, menghadapi, dan mengatasinya.
3. Ekonomi
Dilihat dari sudut pandang ilmu ekonomi, secara umum manusia ingin memenuhi kebutuhannya secara baik dan tercipta kemakmuran. Menurut ilmu ekonomi bahwa: individu sebagai konsumen dan produsen, individu tidak dapat memenuhi kebutuhannnya sendiri. Dalam kenyataan hidup secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga keadaan ekonomi dalam masyarakat; yaitu pertama ”pendapatan naik - kebutuhan turun” (keadaan ini yang paling diharapkan), kedua ”pendapatan turun-kebutuhan tetap” dan ketiga ”pendapatan turun dan kebutuhan naik” (keadaan ini sangat tidak diharapkan).
Dilihat dari penyebaran sumber daya alam, sumber daya alam yang terdapat dalam permukaan bumi tidak merata contoh kandungan minyak bumi tidak semua negara dapat memenuhi minyak sendiri. Era globalisasi terjadi keterkaitan ekonomi antara negara yang satu dengan yang lain dan saling ketergantungan dalam pemenuhan kebutuhan. Peristiwa ekonomi negara besar sangat mempengaruhi ekonomi negara berkembang. Contoh krisis ekonomi di Amerika Serikat mempengaruhi negara di seluruh dunia termasuk Indonesia. Pada era globalisasi terjadi pergeseran pusat kegiatan ekonomi pada tahun 2010/2011 pusat kegiatan ekonomi berada di kawasan Asia Timur (China, Jepang dan Korea Selatan).
4. Politik
Ilmu politik mempelajari tentang Negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan, hubungan negara dengan warganya, serta hubungan negara dengan negara-negara yang lain. Secara politik, negara dengan tujuan dan lembaga-lembaganya, dari waktu ke waktu mengalami perkembangan. Negara Republik Indonesia pada saat diproklamasikan, baru mendapat pengakuan dari negara Iain secara terbatas. Akibatnya, hubungan dengan negara-negara yang ada di dunia ini juga masih terbatas. Demikian pula mengenai tujuan dan lembaga-lembaga yang menyelenggarakannya juga masih terbatas.
Pada saat-saat awal, perjuangan politik menjadi prioritas. Pengakuan dan hubungan politik, menjadi perjuangan utama. Hal ini tentu saja menjadi modal utama untuk mengembangkan diri lebih jauh di tengah-tengah dunia internasional. Keberhasilan Konferensi Asia Afrika (KAA), pembentukan dan kegiatan negara-negara Non-Blok yang menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara pelopornya, dapat meningkatkan pengakuan negara lain terhadap kedudukan Indonesia. Hal itu merupakan perjuangan politik.
Dengan berpegang pada politik luar negeri yang bebas aktif, Indonesia terjun ke berbagai kegiatan penyelesaian pertikaian politik seperti di Kamboja, Filiphina, Bosnia Palestina Israel, dan Iain-lain. Kegiatan tersebut lebih meningkatkan kedudukan Indonesia di bidang politik, terutama politik luar negeri. Hal tersebut menjadi landasan kerja sama di bidang ekonomi. Kepercayaan negara lain termasuk negara adikuasa di bidang politik, lebih membuka jalan kerja sama di bidang ekonomi.Bantuan ekonomi menjadi terbuka. Dewasa ini, pembangunan Indonesia lebih menitikberatkan pada bidang ekonomi.
Stabilitas dan kemajuan politik Indonesia, khususnya politik luar negeri berpengaruh terhadap kondisi politik global. Hal ini dapat kita hayati tentang dampak Konferensi Asia Afrika. Pimpinan dan pengaruh Indonesia dalam gerakan Non-Blok (GNB) terhadap kebangkitan di Afrika dan Amerika Latin atau Negara-negara Selatan pada umumnya. Kebangkitan Negara-negara Selatan, menumbuhkan perhatian Negara-negara Utara.
Perubahan peta politik seperti yang dialami negara-negara Eropa Timur dan yang, lainnya membawa dampak luas pada tatanan global yang tidak hanya menyangkut bidang politik, melainkan juga bidang ekonomi, sosial, dan IPTEK. Mau tidak mau kenyataan itu berpengaruh terhadap wawasan politik Indonesia. Perspektif global dari perubahan peta politik, membawa dampak terhadap berbagai aspek hubungah luar negeri Indonesia.
5. Sosiologi
Sosiologi adalah studi ilmiah tentang fenomena yang timbul akibat hubungan kelompok-kelompok umat manusia, studi tentang manusia dan lingkungan manusia dalam hubungannya satu sama lain. Dalam sosiologi, objek yang menjadi sorotan utamanya yaitu; hubungan antarmanusia dalam lingkungan sosial di mana terjadi interaksi sosial yang semakin lama semakin luas dan berkembang. Mulai dari keluarga, teman sepermainan, tetangga, sekampung, sekota, regional provinsi, sampai ke tingkat global antarbangsa.
Motif interaksi sosial sangat beragam dilandasi oleh tujuan tertentu. Contohnya hubungan antara produsen dan konsumen yang dilandasi oleh motif ekonomi. Akibat interaksi sosial yang makin intensif sampai ke tingkat global, menunjukkan perubahan sosial di masyarakat sampai ke proses modernisasi.
Dampak kemajuan, penerapan, dan permanfaatan IPTEK di bidang transportasi dan komunikasi menjadikan interaksi sosial baik secara langsung (misalnya di pasar swalayan) maupun tidak langsung (misalnya on-line shopping) ini semakin intensif dan meluas menembus batas-batas lokal, regional, nasional, internasional, sampai global sekalipun. Hal ini tentunya membawa perubahan sosial, kemajuan sosial yang berdampak luas terhadap opini, kecerdasan, nalar dan wawasan manusia yang mengalaminya. Pengetahuan, ilmu, dan pengenalan teknologi berdampak luas pada tatanan sosial dan telah memasuki kehidupan segala lapisan masyarakat secara local, regional, bahkan juga global. Contohnya jenis makanan khas setempat yang telah menyebar ke segala tempat bahkan juga di manca negara, seperti misalnya makanan khas Indonesia tempe yang kini terkenal di Jepang, Belanda, dan di negara-negara lainya. Contoh lainnya adalah jenis permainan atau kebudayaan lokal/tradisional yang kini terkenal di segala penjuru dunia, misalnya pencak silat, gamelan, tari-tarian Bali, dan lain sebagainya.
6. Antropologi
Antropologi terhadap perspektif global, terarah pada keberadaan dan perkembangan budaya dengan kebudayaan dalam konteks global namun demikian, sorotan dan kajiannya, tidak terlepas mulai dari tingkat lokal, regional, nasional, internasional sampai ketingkat global yang sedang mengarus saat ini.
Hakikatnya, perkembangan aspek kehidupan apapun mulai dari tingkat lokal sampai ke tingkat global, dasarnya terletak pada budaya dengan kebudayaan yang menjadi milik otentik umat manusia. Perkembangan serta kemajuan yang ada di sekitar kita merupakan hasil pengembangan akal pikiran manusia atau hasil pengembangan budaya sebagai perkembangan kebudayaan. Proses dan arus globalisasi dalam kehidupan sesungguhnya adalah proses global kemampuan budaya atau proses kebudayaan.
Akan tetapi tidak bisa dipungkiri dalam bidang sosial dan budaya menimbulkan dampak negatif dari globalisasi antara lain adalah meningkatkan individualisme, perubahan pada pola kerja, terjadinya pergeseran nilai kehidupan dalam masyarakat. Saat ini dikalangan generasi muda banyak yang seperti kehilangan jati dirinya. Mereka berlomba-lomba meniru gaya hidup alabarat yang tidak cocok jika diterapkan di Indonesia, seperti berganti-ganti pasangan, konsumtif dan hedonisme tidak sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di negara kita. Untuk itu sebagai generasi muda penerus bangsa kita harus menyadari keberadaan nilai yang masih berlaku di negara kita. Kita harus pandai di dalam menyeleksi budaya asing yang masuk ke negara kita. Jika budaya asing tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa kita yang berdasarkan pancasila, kita berusaha bersifat terbuka dalam menerima kebudayaan tersebut. Akan tetapi jika tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita harus bersuara lantang untuk menolaknya.
Dalam kehidupan manusia yang semakin terbuka, persilangan kebudayaan sudah menjadi suatu kebutuhan karena proses tersebut tidak dapat dicegah apabila suatu negara ingin menjadi bagian dari warga dunia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perpektif global merupakan suatu pendekatan dan pandangan/ wawasan. Perspektif global dikatakan sebagai pendekatan, karena bila pendekatan yang diambil secara nasional atau bahkan lokal maka tujuan, esensi dan penerapannya akan berbeda. Perspektif global merupakan pandangan/ wawasan karena sesuai dengan istilah perspektif itu sendiri, perspektif global sama halnya dengan wawasan yang global (menyeluruh) bukan nasional atupun lokal. Perspektif global berakar dari ilmu-ilmu antropologi, psikologi, sejarah, ekonomi, geografi dunia, dan politik, sehingga disiplin ini merupakan bagian dari ilmu sosial yang bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran sebagai warga negara dunia yang berpartisipasi secara aktif.
DAFTAR PUSTAKA
http://izzaucon.blogspot.co.id/2014/06/konsep-perspektif-global.html (diakses tanggal 6 Oktober 2016).
https://karlinapurnamasari.wordpress.com/2013/11/11/makalah-perspektif-global-dari-visi-politik-sosiologi-dan-antropologi/ (diakses tanggal 6 Oktober 2016).
http://managementshared.blogspot.co.id/ (diakses tanggal 6 Oktober 2016).
http://niwayanratihshopia.blogspot.co.id/2014/05/perspektif-global-dan-ilmu-pengetahuan.html. (diakses tanggal 6 Oktober 2016).
Novrisandi, Lendy. 2014. Perspektif Global. Pangkalpinang: Universitas Terbuka.
Retnaningsih, Umi Oktyari. 1999. Perspektif Global. Pekanbaru: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar